Rabu, 20 Juli 2011

Baek Seung Jo’s Diary 3

Sepertinya aku mulai terbiasa hidup dengannya selama satu bulan ini. Tidak ! Atau mungkin aku bisa katakan bahwa aku terbiasa mendapatkan masalah karenanya.  Ke ke ke !
Karena satu sekolah, maka kami pun jadi lebih sering bertemu.

Suatu pagi aku terburu-buru pergi ke kamar mandi karena sakit perut, dan aku mendengar dia bernyanyi di balik pintu. Aku terus menunggunya di pintu luar kamar mandi, tapi kenapa tidak keluar juga ? Benar-benar….

Maka mulai hari ini..
Aku bangun lebih pagi dari dia dan menggunakan kamar mandi lebih dahulu. Sangat menyebalkan !
Kenapa sikat giginya bersebelahan dengan sikat gigiku ?
Eun Jo merasa tidak senang mengenai ini.
Karena tempat sikat gigi kami yang bersebelahan yang terlihat aneh, maka aku mulai merasa asing sekarang.
 
Gadis ini selalu berkata tidak mengetahui alamat rumah.
Jika aku bersikap tidak acuh terhadapnya dan tidak menyapanya, pasti aku mendengar omelan ibu.
Jika aku tidak berangkat kesekolah bersamanya, pasti aku mendengar omelan ibu.
Jika aku kembali tanpa bersamanya lewat tengah malam, pasti aku juga harus mendengar omelan ibu. Karena bocah ini, aku harus mendengar semua omelan ibu. Padahal aku tidak pernah mendapatkan ini sebelumnya. Apakah dia tau hal ini ?
Nona pencari masalah Oh Ha Ni !

Mendengar suara pertengkaran dia dan Eun Jo, suara ribut berlari menaiki dan menuruni tangga, suara dia berbicara dengan ibu, karena semua suara itu rumah ku dalam kekacauan. Tapi suara Oh Ha Ni itu, menusuk telingaku sendiri.

Apakah begitu ?
Sejak kapan, Sedikit demi sedikit, bocah ini merasa seperti keluarga ?

Moment saat aku tahu bocah ini mencoba mempermainkan ku.
Aku mencubit pipinya. Saat aku mencubitnya, aku merasa panik. Aku tidak mudah berhubungan dengan orang lain, tapi kenapa bisa aku menggerakkan tanganku dengan begitu alami ?

Saat mengerang kesakitan, ekspresi wajahnya sangat jelek. Tapi pada saat itu, sebenarnya aku merasa bahwa dia sedikit lucu.

“Pu” takut aku tertawa. Maka aku membalikkan badanku dengan cepat dari dia, dan pada saat itu, aku merasa hati kamu dekat kembali !
Seperti angin musim gugur yang berhembus.
 
Saat aku memutuskan menggendong Oh Ha Ni, Joon Goo melakukan itu lebih dahulu. Tidak tau mengapa, tapi aku merasa sedikit marah. Aku sebenarnya tidak ada rencana untuk menggendongnya.
Bagaimana pun juga, aku tetap berpikir bahwa Ha Ni adalah yang membuat kekacauan di kehidupanku dan ini sangat menyebalkan !



Saat aku melihat mereka berdua berpelukan saat memenangkan adu tarik tambang, “Apa ini ? hatiku terasa sedikit sakit. Kenapa hati ini terasa seperti terikat sesuatu, seperti saat petir di musim panas, moodku langsung berubah drastis. Ini tidak ada hubungannya denganku sama sekali !
Ini pertama kalinya aku  bekerja keras untuk sesuatu. Saat melihat Joon Goo berteriak keras di sela tawanya karena sangat marah, moodku pun mulai membaik. Oh Ha Ni si kepala labu lah yang  memberikan  aku tongkat itu, walaupun dia tidak merasakannya tapi hatiku tetap sama. Kenapa ini membuat hatiku merasa lebih baik ?

Akhir-akhir ini saat kami bertemu, kami bersikap seolah-olah kami tidak saling melihat. Aku tidak tau mengapa..tapi aku merasa sesuatu memegang erat hatiku.

Oh Ha Ni yang kakinya sedang kesakitan saat itu berjalan ke ruang tamu, memerah dan dia melakukan yang terbaik dari semuanya, walaupun dia tidak melakukannya dengan baik.
Ibu hanya datang ke sekolah, dan itu membuatnya sangat senang. Tersenyum dan berkata bahwa dia merasa dewi fortuna sedang berpihak padanya. Ini membuatu berpikir mengenai hari-harinya yang sepi yang dilaluinya tanpa ibu, dan ini yang membuat hatiku tiba-tiba merasa sedih. Bagaimana dia melewati kehidupannya ?




“Bi Bi Bong Bong..” dia mengepakkan tangannya, menggoyangkan pantatnya, menari, tapi kenapa bocah ini terlihat sangat lucu ?
Pagi hari, saat melihat dia memakai pakaian Bong-Bong, dia berkeringat tapi tetap menyemangati yang lainnya, tidak peduli bagaimana dia bias membuatku mulai merasa bahwa dia sangat lucu. Pada saat itu aku tidak menyadarinya bahwa hatiku naik satu langkah.
“Sangat lucu!” Tapi hatiku sekali lagi mengatur sisi rasionalku dan aku berkata, “Pergilah ke bawah untuk mendapatkan bantuan”
Sebenarnya aku ingin sekali menawarkan bantuan untuk merawat kakinya, tapi sisi lain dariku berkata bahwa dia cukup mendapatkan bantuan dari ibu. “Jika kamu tidak mau mengakhiri hidupmu di rumah kami”
Terima kasih Tuhan, dia tidak menyadarinya. Sedikit mencair hatiku yang beku ini.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Friends